Cari Blog Ini

Sabtu, 25 September 2010

CAHAYA, Kenyamanan dan Kesehatan Mata


Andi Cahyadi, dkk.

Cahaya dan Kenyamanan
Matahari merupakan sumber penerangan utama bagi manusia. Hal ini disebabkan oleh karena matahari mempunyai manfaat psikologis meliputi: variabilitas sensori, kenyamanan visual, peranan dalam interaksi manusia dengan alam, reduksi potensial SAD (Sensual A Defficiency), informasi waktu dan cuaca serta dapat menciptakan lingkungan luminous visual yang nyaman. Sebagian besar manfaat ini menghasilkan stimulasi mental sederhana akibat dari perubahan lingkungan. Selama perubahan tersebut berarti dan terpola, akan menguntungkan pekerja dan lingkungan kantor.
Pada kantor tak berjendela, pekerja cenderung mengalami stres dan merasa terkurung di dalam ruangan. Pencahayaan berperan dalam mendukung kualitas lingkungan luar, kenyamanan suhu dan kualitas udara dalam ruang. Berikut ini beberapa contoh penelitian tentang hubungan produktifitas dan pencahayaan.
1.   Penelitian American Society of Interior Designer (ASID) menunjukkan bahwa 60% karyawan mengeluh tentang pencahayaan di dalam kantor.
2. Index Steelcase Office Environment menunjukkan bahwa para pekerja menganggap kelelahan mata sebagai hal yang membahayakan kesehatan mereka ketika berada di dalam kantor.
3. Studi Sillicon Valley menunjukkan bahwa 79% pengguna komputer menginginkan pencahayaan yang lebih baik.
Pencahayaan mempengaruhi kinerja manusia melalui dua cara, yaitu langsung dan tak langsung. Efek langsung pencahayaan adalah mengubah stimulus terhadap sistem visual yang sedang bekerja. Sedangkan efek tak langsung pencahayaan yaitu  dapat memfokuskan perhatian, merubah minat, mood dan tingkah laku serta memodifikasi keseimbangan hormon tubuh.
Penyediaan desain pencahayaan yang baik dapat mendukung interaksi manusia dengan lingkungan visual yang mencakup produktifitas kerja, kepuasan, pelayanan, keamanan, kenyamanan atau dengan kata lain menjadikan pencahayaan menjadi sesuatu yang menguntungkan.

Kenyamanan dan Kesehatan Mata
Penerangan yang baik memiliki jumlah cahaya yang optimal dan menimbulkan kenyamanan serta kesehatan mata. Kenyamanan adalah salah satu perasaan manusia yang bersifat subjektif, diatur oleh hipotalamus yang mempengaruhi sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Kenyamanan baca merupakan faktor psikologis pembaca yang mempengaruhi minat dan ketahanan membaca. Sedang, kesehatan mata
Kenyamanan biasa dikaitkan dengan kelelahan. Lelah bagi setiap orang mempunyai arti tersendiri dan bersifat subyektif. Lelah merupakan suatu perasaan. Kelelahan disini adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja. Kelelahan harus dibedakan dari kejemuan, sekalipun kejemuan adalah suatu faktor dari kelelahan. Jemu adalah suatu keadaan bahwa lingkungan kurang memberikan rangsangan kepada tenaga kerja. Kejemuan terjadi bila pekerjaan kurang mendatangkan perhatian, motivasi terlalu sedikit, pekerjaan tidak mensyaratkan ketrampilan dan lingkungan kerja yang monoton.
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat, terdapat aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi kadang-kadang salah satu lebih dominan sesuai dengan keperluan. Sistem aktivasi bersifat simpatis, sedangkan inhibisi adalah parasimpatis. Agar tenaga kerja berada dalam keserasian dan keseimbangan, kedua sistem tersebut haruas berada pada kondisi yang memberikan stabilitas kepada tubuh.
Penyediaan desain pencahayaan yang baik akan mendukung interaksi manusia dengan lingkungan visual yang mencakup produktifitas kerja, kepuasan, pelayanan, keamanan, kenyamanan, atau dengan kata lain menjadikan pencahayaan menjadi sesuatu yang menguntungkan.
Kelelahan pada mata biasa dihubungkan dengan silau. Silau diakibatkan adanya stimulus cahaya berlebihan yang memaksa retina mata beradaptasi lebih kuat melebihi kemampuan normal retina. Silau dapat menimbulkan ketidaknyamanan mata, penurunan fungsi visual, dan bahkan menyebabkan kebutaan sementara. Hal ini sering menyebabkan penurunan penglihatan visual dan berhubungan dengan aspek psikologis dan adaptif.
Penerangan sendiri memberi efek pada mood dan suasana perasaan. Ruangan yang suram akan menimbulkan suasana yang suram pula. Cahaya yang terlalu sedikit atau terlalu banyak dapat menimbulkan berbagai masalah. Mata manusia memiliki pupil yang berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk. Pupil dapat melebar dan menyempit sesuai dengan jumlah cahaya yang ada. Akan tetapi perlu diingat bahwa kemampuan perubahan diameter pupil ada batasnya, sehingga kita harus hati-hati dalam menggunakan penerangan. Penerangan yang terlau besar atau terlalu kecil akan memaksa otot pupil berkontraksi. Apabila hal ini terus berlanjut bisa menyebabkan kelelahan mata dan akhirnya menimbulkan kelelahan umum. Kelelahan pupil diikuti pula kelelahan otot lensa mata yang berfungsi mengatur akomodasi karena harus menebal dan menipis.
Dalam suatu ruangan yang terintegrasi dengan baik akan tercipta susana yang sesuai dengan keinginan kita. Komplementasi berbagai faktor yang mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan mata tersebut dicapai suasana belajar yang nyaman, dan menyehatkan sehingga tujuan belajar dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Allphin, W. 1970. Lighting ‘in’ Encyclopedia International E-1. New York: Grolier. Pp. 564-567
Anonimus. 2003. Color Vision. www.photo.net. Browsing 10 Agustus 2003, 20.00 WIB.
Calvert, J.B. 2000. Vision and Colour. www.optic-colour.com. browsing 10 Agustus 2003, 20.00 WIB
Chaty, H. 2001. Helpful Advise to Builder Constractor. California: Program Advisory Committee Meeting.
Chen B., MacLeod D.I. and Stockman A. 1987. Improvement in Human Vision under Bright Light: Grain or Gain? J. Physiol.  Vol. 394, Issue 1 41-66.
EPAGLP. 1995.  Lighting Fundamental. Nollensville: US EPA office of Air and Radiation.
Fortuin, G.J. 1983. Encyclopedia of Occupational Health and Safety. Third (revised) Edition. Editor Parmeggiani L., Volume 2. Genewa.. pp. 1222-1231
Goodrich, Janet. 1987.  Natural Vision Improvement. London: David & Carlos Newton Abbot. Pp. 1-9, 40, 78-87, 137-150.
Grandjean, E. 1980. Fitting the Task to the Man. An Ergonomic Approach. London: Taylor and Francise.
Horton E and  Smart F.,1988. The Marshall Cavendish Illustrated Encyclopedia of Family Health. Doctor’s Answer. Volume 10. London: Marshall Cavendish.. pp. 1036-1038.
Huer, H.H. 1983. Encyclopedia of Occupational Health and Safety. Third (revised) Edition. Editor Parmeggiani L., Volume 2. Genewa.. pp. 1222-1231
LER. 2003. Lighting upgrade Manual. Nollensvile. Decorating Studio.com. Browsing 10 Agustus 2003, 20.00 WIB.
Robert,M.E. 2001. Tetap Terang Meski Listrik Mahal. Intisari Online. Edisi Oktober 2001. browsing 10 Agustus 2003, 20.00 WIB
Scheire and Albert. 1976. Texbook of Ophthalmology.  Ninth Edition with 565 illustrated and 38 Colour Plates. Asian Edition. Tokyo: Igaku Shoin LTD. pp 117-129
Soewono, W. 2003. Kuliah Ilmi Penyakit Mata. Surabaya: Laboratorium Ilmu Penyakit Mata FK Unair. Hal. 9-14
White OW., 1992. Optik & Refraksi ‘in’ Oftalmologi Umum. Jilid II. Edisi Kesebelas. Editor: Daniel Vaughan dan Taylor Asbury. Alih Bahasa: Waliban dan Bondan Hariono. Jakarta: Widya Medika.. hal. 130-149, 183-186.
Wibisono, Susanto. 2001. Penggunaan Electronic Ballast untuk Lampu Fluorescent. http://alds.stts.edu/Analog/Ballast.htm browsing 10 Agustus 2003, jam 20.00 WIB
Yogiantoro, D. 2003. Diktat Kuliah Ilmu Penyakit Mata. Surabaya: Laboratorium Ilmu Penyakit Mata. Hal 2-15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar