Cari Blog Ini

Rabu, 08 September 2010

KEGUNAAN KLINIK TOMOR MARKER PADA KEGANASAN


Andi Cahyadi

Petanda tumor (tumor marker) merupakan komponen biologis yang diproduksi oleh sel tumor atau berhubungan (associated) dengan proses keganasan. Didapatkan di darah atau jaringan dan penentuannya bermanfaat untuk diagnostik ataupun penatalaksanaan klinik. Pada umumnya tumor marker merupakan molekul glikoprotein larut darah dan dapat dideteksi menggunakan antibodi monoklonal. Setiap tumor marker memiliki profil yang berbeda. Petanda tumor dapat dideteksi melalui serum penderita atau melalui spesimen jaringan tumornya secara radioimmunoassai, immunoradiometric assay dan enzyme-linked immunosorbent. Pendeteksian melalui spesimen jaringan tumornya adalah melalui pemeriksaan imunohistokimia dan FISH.

Petanda Tumor pada Karsinoma Bronkogenik
Walaupun pemeriksaan tumor marker telah sedemikian canggih, untuk screening masih belum bisa menggeser foto thorak dan sitologi sputum. Praktis saat ini hanya ada 3 petanda tumor yang sering digunakan pada karsinoma bronkogenik yaitu terbanyak CEA, menyusul NSE dan yang akhir ini banyak disinggung di kepustakaan, namun di Indonesia belum lazim adalah CYFRA 21-1.
            CEA tergolong antigen onkofetal, yang dibentuk fetus sampai usia janin 2-6 bulan. Selanjutnya, kadar CEA menurun hingga <2,5 ng/ml, serta tidak pernah meningkat lagi secara berarti, kecuali pada perokok dan kehamilan. Peningkatan >2,5 ng/ml pada bukan perokok, serta >5 ng/ml pada perokok, didapatkan pada 60% kasus karsinoma bronkogenik. Peningkatan CEA di atas 20 ng/ml pasca bedah atau >6,5 ng/ml pada pemeriksaan serial dengan interval 6 minggu merupakan pertanda terjadinya kekambuhan atau metastasis.
            Sedangkan untuk NSE, pengunaannya terutama dipusatkan untuk neuroblastoma dan karsinoma paru jenis sel kecil. NSE bisa memberikan informasi tingkatan penyakit, prognosis dan respon terhadap kemoterapi. Seperti halnya NSE, CYFRA 21-1 bisa memprediksi keberhasilan kemoterapi pada karsinoma bronkus jenis bukan sel kecil stadium lanjut. Penurunan kadar >27% setelah siklus kemoterapi dihubungkan dengan peningkatan keberhasilan terapi.
            Pemeriksaan tumor marker lain untuk karsinoma bronkogenik adalah hCG, human Plasental Lactogen (hPL), ACTH, MSH, PTH, ADH, human Growth Hormone (hGH), prolaktik, serotonin, insulin, AFP, plasental alkaline phosphatase (PAP), polyamine, Histaminase dan erytropoetin. Tetapi kesemua pemeriksaan tersebut belum direkomendasikan.

Petanda Tumor Ginekologi
Ada 4 substansi petanda tumor di bidang ginekologi yaitu antigen (AFP dan CEA), hormon (hCG), enzim (LDH) dan bahan lain misalnya glikoprotein yang terutama terdapat di permukaan sel (CA-125, CA 72-4 dan SCC).
            Pada penyakit trofoblas gestasi (Chorio ca), pengukuran kadar b-hCG sangat baik untuk diagnostik dan evaluasi terapi. Bila satu macam kemoterapi tidak menurunkan kadar b-hCG maka harus difikirkan untuk mengganti dengan kemoterapi lain untuk mencegah resistensi. Perlu diingat bahwa b-hCG juga meningkat pada kehamilan intrauteri maupun kehamilan ektopik serta penyakit tropoblas non gestasi.
            Petanda tumor terpenting dalam kanker ovarium adalah CA 125 disamping jenis lain seperti CA 19-9, CA 72-4, CEA, AFP, estradiol dan Alpha inhibin.
            Pada kanker ovarium epitel, 80% CA 125 meningkat secara bermakna 12-18 bulan sebelum gejala/deteksi klinis dilakukan. Sensitivitas pemeriksaan sebesar 60% sehingga perlu dilakukan pemeriksaan serial serta digabung dengan pencitraan ultrasonografi. Untuk KOE jenis musinus diperlukan pemeriksaan CA 19-9. Sedangkan untuk kanker sel granulosa ovarium diperlukan pemeriksaan alpha inhibin yang bermanfaat pada pre pubertas dan menopause.
Pada kanker servik, pemeriksaan pap smear masil lebih baik daripada tumor marker. SCC digunakan pada kanker cervix jenis epidermoid. Bila bersamaan dengan pap smear yang negatif, perlu diperhitungkan adanya suatu kekambuhan sistemik. CEA diperlukan untuk kanker cervix jenis Adeno ca.

Pertanda Kanker Payudara
Beberapa petanda tumor (CA 15-3, CEA dan CA 27-29) lebih dimaksudkan untuk menilai progresifitas dan indikator residif yang asimptomatik. Meskipun tidak bisa digunakan secara tunggal tetapi harus ditafsirkan secara hati-hati. Petanda kanker payudara yang sering dipelajari adalah CEA, CA 15-3, CA 27-29, MSA, ER, PgR, HER2, c-erB-2, Cathepsin-D dan p53 lebih dimaksudkan untuk menilai prognosis dan pemilihan cara terapi.

Tumor marker
Primari Cancer Site
Secondary Cancer Site (>50%)
False Positive
Benighn Diseases Detected
Normal Value
Antidiuretic Hormone (ADH)
Small cell lung ca, adeno ca

Inapropriate secretion associated with pneumonia
Porphyria-a group disorder
1-5 pg/ml
Alpha-feto- protein (AFP)
Liver, germ cell cancer
Stomach
Pregnancy
Cirhosis, hepatitis, toxic liver injury, inflammation bowel diseases
0-6,4 IU/ml in men/ non pregnancy
Baldder tumor antigen (BTA)
Bladder

Recent invasive proc., G.U.tr.inf., ca kidney

Non detected
CA 15-3
(carbohydrate antigen 15-3)
Breast
Often not elevated in early stage

Benign breast and liver tumor
<31 IU/ml
CA 19-9
Pancreas, colorectal


Pancreatitis, hepatitis, COPD, lung inf., inflammation bowel dis., Biliary obstruction
< 33 U/ml
CA 125
Ovarian
Breast, colorectal, uterus, cervix, pancreas, liver, lung
Pregnancy, menstruation
Endometriosis, ovarian cysts, fibroid, cirrhosis, peritonitis, pancreatitis, pleural effution, PID
0-35 U/ml
Calcitonin
Thyroid medullary carcinoma
Ectopic calcitonin production tumor


Basal: ≤0,1555 ng/ml (men)
≤0,105 ng/ml (women)
CEA (carcino embryonic antigen)
Colon
Kidney, thyroid, liver, lymphoma. Lung, stomach, melanoma, bladder, ovary, cervix, breast, pancreas
Cigarette smoking (5% population > normal value)
Pancreatitis, hepatitis, COPD, lung infection, inflammatory bowel diseases, billiary obstruction
<3 ng/ml (non smoker)
<5 ng/ml (smoker)
Creatin kinase (CK)
Breast, ovary, colon, prostate


Renal failure, bowel infarct., stroke
40-200 u/l (men)
35-150 u/l (women)
hCG (human chorionic gonadotropin)
Throphoblastic diseases, chorio ca
Germ cell tumor
Pregnancy, marijuana, testicular failure
Duodenal ulcer, cirrosis, inflammatory bowel diseases, benign breast tumor, lung, pancreas, ovary, GI ca
>31 IU/ml
HER2neu (cerbB2)
Breast



No normal
LDH (lactic dehydrogenase)
Lymphoma, seminoma, acute leukemia, metastatic ca


Hepatitis, myocardial infraction
100-200 u/l
NSE (neuron specific enolase)
Neuroblastoma, small cell lung ca



<13 ng/ml
NMP 22
Bladder

Recent invasive proc., chemotherapy, GU tractus inf., benign GU diseases, renal and bladder stone

<10
PAP (prostatic acid phosphatase)
Metastatic prostate ca, myeloma, lung ca, osteogenic sarcoma
Testicular, leukemia and non Hodkin’s lymphoma

Prostatitis, nodular prostatic hypertrophy, gaucher’s diseases, osteoporosis, cirrosis, pulmonary emboly, hyperPTH
0,5-1,9 u/l
PSA (prostatic specific antigen)
Prostate


BPH, nodular prostatic hypertrophy, prostatitis
<4 ng/ml

Berbagai kelompok internasional pada umunya menganjurkan penggunaan AFP, hCG, LDH untuk germ cell tumor dan CEA untuk kanker kolorektal. Panduan lain adalah pengukuran reseptor enstrogen dan reseptor progesteron, ekspresi berlebihan dari HER-2, CA 15-3 dan BR27.29, dan CEA untuk kanker payudara. CA125 digunakan untuk kanker ovarium dan jika CA125 tidak meningkat pada saat diagnosis maka dapat digunakan CEA atau CA19.9. Sedangkan AFP dan hCG digunakan untuk mengeksklus tumor germ cell pada wanita muda.
Untuk kanker prostat, PSA digunakan bersama-sama dengan DRE (Digital Rectal Examination, colok dubur), juga persentase PSA bebas dan PSA total. NSE, CYFRA21-1, CEA atau NSE digunakan untuk kanker paru. Catecholamine, vanillylmandelic acid (VMA), dan atau homovanillic acid digunakan untuk tumor neuroendokrin (pheochromocytoma, neuroblastoma). Calcitonin digunakan untuk neuroendokrin (medullary thyroid carcinoma) sedang thyroglobulin untuk kanker tiroid.
Suatu artikel (2005) menyebutkan bahwa untuk deteksi dini karsinoma hepatoseluler (HCC) yang disebabkan oleh HBV/HCV, metode yang umum digunakan adalah AFP dan ultrasonografi. Sedangkan untuk tumor marker diperlukan gabungan antara AFP dengan des-gamma-carboxy-prothrombin (DCP). Untuk penggunaan rutin pada HCC, CA125 lebih sensitif dibanding AFP walaupun kurang spesifik.

Kadar tumor marker sebaiknya diukur secara serial untuk evaluasi pengobatan. Normalisasi mengindikasikan adanya penyembuhan walaupun pada pencitraan (imaging) masih membuktikan adanya persistensi penyakit. Dalam hal ini sering tumor residualnya sudah tidak hidup.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar