Cari Blog Ini

Senin, 05 Desember 2011

WISATA GUNUNG BROMO Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung bromo merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif dengan ketinggian 2.392 meter diatas permukaan laut, berada dalam empat wilayah yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Selama abad XX, gunung bromo meletus sebanyak 3 kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar gunung bromo terjadi pada tahun 1974, menyusul tahun 2010 gunung bromo kembali meletus. Bagi suku Tengger (penduduk bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Legenda Asal Usul Gunung Bromo Legenda Gunung Bromo dimulai dari kisah Rara Anteng dan Joko Seger pada jaman Kerajaan Majapahit yang berpusat di Mojokerto, Jawa Timur. Dahulu ketika dewa masih senang turun ke dunia, kerajaan Majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah. Penduduk bingung mencari tempat pengungsian, demikian juga dengan dewa-dewa. Pada saat itulah dewa mulai pergi menuju ke sebuah tempat, disekitar Gunung Bromo. Di sekitar Gunung Bromo juga tinggal pertapa yang memiliki seorang anak laki-laki. Anak tersebut tumbuh kuat dan sehat, tidak seperti teman sebayanya. Ia dinamakan Joko Seger. Seger artinya segar dan kuat. Di tempat sekitar Gunung Pananjakan, pada waktu itu ada seorang anak perempuan yang lahir dari titisan dewa. Wajahnya cantik dan elok. Bayi itu begitu tenang, lahir tanpa menangis dan dinamai Rara Anteng. Anteng berarti pendiam. Sebelum Rara Anteng dinikahi Joko Seger, banyak pria yang melamarnya tetapi ditolak. Salah seorang yang melamar adalah orang sakti. Rara Anteng dan keluarganya merasa ketakutan untuk menolak. Ia menerima pinangan dengan satu syarat yaitu ia ingin dibuatkan lautan di atas gunung dan harus dikerjakan dalam satu malam. Pelamar bekerja keras menggali tanah untuk membuat lautan dengan menggunakan tempurung kelapa (batok) yang bekasnya sampai sekarang menjadi Gunung Bathok, dan lautan pasir (segara wedhi) terhampar luas di sekitar puncak Gunung Bromo. Untuk mengairi lautan pasir tersebut, dibuatnya sumur raksasa, yang bekasnya sekarang menjadi kawah Gunung Bromo. Rara Anteng cemas melihat kesaktian dan kenekatan. Ia segera mencari akal untuk menggagalkan. Ia pun menumbuk jagung keras-keras seolah fajar telah menyingsing, padahal masih malam sehinggaTraditional wedding clothes in the Bugis of South Sulawesi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar